1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Persamaan HakPakistan

Pakistan Pilih Perempuan Pertama Sebagai Menteri Utama

S. Khan (Islamabad)
1 Maret 2024

Terpilihnya Maryam Nawaz sebagai menteri utama di Punjab, provinsi terpadat Pakistan, disambut oleh pegiat perempuan, namun dikritik karena melanggengkan kekuasaan dinasti politik Sharif yang kini berkuasa di Islamabad.

https://p.dw.com/p/4d14k
Maryam Nawaz dan ayahnya Nawaz Sharif
Maryam Nawaz dan ayahnya, bekas perdana menteri Nawaz Sharif setibanya dari eksil, Oktober 2023Foto: Aamir Qureshi/AFP/Getty Images

Maryam Nawaz, putri mantan perdana menteri Nawaz Sharif, terpilih sebagai kepala pemerintahan perempuan pertama di Provinsi Punjab.

Keberhasilannya menduduki jabatan politik tertinggi di provinsi terpadat di Pakistan itu disambut oleh aktivis dan politisi perempuan sebagai lompatan besar bagi kesetaraan gender di tengah tradisi patriarki di Pakistan yang konservatif.

Maryam terpilih dalam pencoblosan di parlemen Punjab, Senin (26/2) silam. Dia mengalahkan Rana Aftab, kandidat yang didukung oleh partai Pakistan Tehreek-e-Insaf (PTI) pimpinan mantan Perdana Menteri Imran Khan. Pemilihannya sudah diperkirakan sejak awal, karena partainya Liga Muslim Pakistan (PML-N) menjadi partai terbesar di majelis Punjab sesuai hasil pemilu pada 8 Februari lalu.

Dia mengatakan, pengangkatannya sebagai menteri utama Punjab merupakan sebuah "kehormatan" bagi setiap perempuan di Pakistan, bahwa "menjadi seorang perempuan, seorang anak perempuan, tidak akan menghalangi impian Anda."

Mehnaz Rehman, seorang aktivis hak-hak perempuan, mengatakan kepada DW bahwa penunjukan Maryam turut meningkatkan status perempuan di Pakistan. Meski demikian belum jelas, seberapa jauh dia bisa mendorong pemberdayaan hak-hak perempuan.

"Dia akan menjadi bagian dari sistem yang sama dan perlu dilihat bagaimana dia akan menempatkan dirinya. Saya berharap dia akan menggunakan kekuasaannya untuk melindungi hak-hak perempuan dan memastikan pemberdayaan mereka,” kata Rehman.

Shazia Batool, Penderita Polio Mendobrak Batasan di Pakistan

Tantangan pemberdayaan perempuan di Pakistan

Punjab tergolong provinsi yang paling religius dan konservatif di Pakistan, di mana hak perempuan cendrung dimarjinalkan.

Zohra Yusuf, mantan ketua Komisi Hak Asasi Manusia Pakistan, mengatakan kepada DW betapa kelompok ekstremis agama akan menjadi tantangan besar bagi Maryam.

"Mengendalikan ekstremis di Punjab akan sulit karena sebagian besar politisi berusaha menenangkan mereka dengan mendiamkan," kejahatan terhadap perempuan dan kelompok minoritas, katanya.

Yusuf khawatir, Maryam Nawaz juga akan menjadi sasaran protes kelompok radikal karena berjenis kelamin perempuan.

"Ketika mantan perdana menteri Benazir Bhutto terjun ke dunia politik, dia menghadapi kampanye hitam, di mana jenis kelaminnya menjadi sasaran utama,” kata Yusuf. Menurutnya, Maryam pun "pasti akan mendapat komentar seksis dan ejekan sebagai bayi nepotisme,” tambahnya.

Benazir Bhutto menjadi perempuan pertama dalam sejarah modern yang memimpin pemerintahan demokratis di negara mayoritas Muslim. Dia dibunuh pada tahun 2007.

Wasit Kriket Perempuan Pertama Pakistan

Melanggengkan kekuasaan dinasti politik

Maryam adalah bagian dari dinasti Sharif yang ikut mendominasi bisnis dan politik di Pakistan. Dia adalah putri sulung bekas Perdana Menteri Pakistan Nawaz Sharif dan keponakan Shehbaz Sharif, perdana menteri saat ini.

Pemilihanannya sebagai kepala pemerintahan Punjab dikritik sebagai bagian dari upaya dinasti Sharif untuk membetoni pengaruh politik mereka di Pakistan.

Habib Akram, seorang analis yang berbasis di Lahore, mengatakan kepada DW bahwa dia yakin bahwa perempuan berusia 50 tahun itu tidak memenuhi syarat untuk menjadi menteri utama, kecuali bahwa dia adalah putri Nawaz Sharif.

"Saya rasa dia tidak bisa membawa perubahan nyata pada kehidupan masyarakat di Punjab,” kata Akram kepada DW. "Pemilihannya adalah kemenangan politik dinasti.”

Dia khawatir, pemerintahan PML-N akan semakin menggencarkan tindakan keras terhadap partai PTI yang beroposisi. "Maryam sebelumnya pernah membuat komentar bernada sangat menghina terhadap Khan. Ini mengindikasikan dia tidak akan mengubah sikapnya terhadap partainya Khan dan dicurigai bisa menggunakan aparatur negara untuk menindak para pekerja partai.”

Dalam pemilu, kandidat dari partai PTI dilarang menggunakan atribut partai untuk mencalonkan diri. Pendukung PTI  sebabnya meyakini bahwa pemilu telah dicurangi,

Namun, partai PML-N menepis kritik terhadap penunjukan Maryam Nawaz.

Nehal Hashmi, mantan senator PML-N, mengatakan kepada DW bahwa Maryam telah banyak berjuang demi kemenangan elektoral. "Dia pernah masuk penjara, menghadapidakwaan palsu dan mengalami penyiksaan, tapi tetap menolak untuk tunduk pada aparat negara yang berkuasa."

Maryam ditangkap sesaat sebelum pemilu nasional pada tahun 2018 atas tuduhan korupsi. Dia dipenjara selama beberapa bulan, bersama ayahnya, Nawaz Sharif yang dibebaskan karena alasan medis. Nawaz lalu melarikan diri ke Inggris dan tinggal di pengasingan sebelum kembali ke Pakistan pada tahun 2023.

"Dia akan fokus pada pemerintahan, menginvestasikan energinya untuk meningkatkan kehidupan masyarakat umum daripada melakukan balas dendam politik,” kata Hashmi.

rzn/hp