1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Akibat Perubahan Iklim,Industri Pertanian dan Pangan Rugi

20 September 2022

Jika tidak beradaptasi dengan kebijakan baru pemerintah dan perilaku konsumen terkait perubahan iklim, industri pertanian dan pangan akan merugi.

https://p.dw.com/p/4H5t2
Foto ilustrasi pertanian
Foto ilustrasi pertanianFoto: abaca/picture alliance

Industri pertanian dan pangan dunia bisa kehilangan seperempat dari nilai perusahaannya pada tahun 2030 jika mereka tidak beradaptasi dengan kebijakan baru pemerintah dan perilaku konsumen yang terkait dengan perubahan iklim, kata laporan baru PBB.

Penelitian yang akan dipresentasikan pada hari Selasa (20/09) menunjukkan bagaimana 40 perusahaan besar, termasuk produsen pertanian dan pangan, dapat melalui skenario penting untuk mengurangi emisi. Seperti jika pemerintah mengenakan harga emisi karbon atau jika konsumen mengurangi konsumsi daging mereka.

Studi tersebut menemukan nilai perusahaan akan turun rata-rata sekitar 7% pada tahun 2030, setara dengan kerugian investor sekitar USD150 miliar (sekitar Rp2,2 triliun), jika mereka tidak mengadopsi praktik baru.

Pada saat yang sama, area bisnis seperti daging nabati dan restorasi hutan menawarkan peluang baru yang besar, sebut laporan yang diterbitkan Race to Zero. Namun nama perusahaan tertentu tidak disebut dalam laporan, sehingga tidak dianggap sebagai saran investasi, kata seorang perwakilan kampanye.

Beberapa berpendapat temuan menunjukkan pentingnya seruan bagi investor dan perusahaan untuk menghilangkan komoditas yang terkait dengan produk seperti sapi, minyak sawit dan kedelai yang berkontribusi terhadap deforestasi.

"Kenyataannya sangat nyata: Risiko alam dengan cepat menjadi faktor integral dari risiko investasi," kata Peter Harrison, kepala eksekutif Schroders Plc, dalam sebuah pernyataan yang dikirim oleh perwakilan Race to Zero. yp/ck (Reuters)