1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
SeniEropa

Ukraina Berburu Karya Seni yang Dijarah selama Invasi Rusia

Igor Burdyga
25 Maret 2024

Banyak museum di Ukraina dijarah sejak invasi Rusia pada Februari 2022. Kyiv tengah memburu karya seni dan barang-barang berharga ini dan berbicara tentang “jaringan” di balik penjarahan ini.

https://p.dw.com/p/4e1DZ
Penjarahan museum di Ukraina
Kehancuran di Kherson masih dirasakan oleh museum-museum akibat maraknya penjarahan karya seni di tengah invasi Rusia.Foto: Wojciech Grzedzinski/Anadolu/picture alliance

Setelah serangan balasan Ukraina pada musim panas 2022, tentara Rusia terpaksa mundur dari wilayah sekitar Kherson. Pada 11 November, kota ini dibebaskan oleh tentara Ukraina.

Salah satu dampak invasi Rusia ke Ukraina dan gejolak selama berbulan-bulan di wilayah Kherson adalah kehancuran di sektor kebudayaan.

Pada awal November 2022, misalnya, seluruh koleksi benda seni telah digondol dari Museum Seni Kherson, Museum Regional Kherson, dan Arsip Nasional Wilayah Kherson. Batu nisan para komandan Tsar Rusia, dan bahkan sisa-sisa Marsekal Lapangan Rusia Grigory Potemkin, orang kepercayaan Permaisuri Catherine yang Agung juga dijarah.

Separah apa penjarahan benda seni di Ukraina?

Jika kita membandingkan daftar barang-barang yang tersisa di museum, hampir 11.000 karya seni hilang dari Museum Seni Kherson. Ini lebih dari tiga perempat koleksinya.

Direktur museum, Alina Dotsenko, berduka atas hilangnya semua karya tersebut, termasuk tiga pemandangan laut karya pelukis aliran romantik keturunan Armenia, Ivan Aivasovsky, lukisan Portrait of a Lady with a Dog oleh pelukis Inggris abad ke-17 Peter Lely, dan berbagai lukisan dari era Soviet yang Dotsenko kumpulkan pada tahun 1970-an untuk museum.

Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru! 

Pasukan pendudukan Rusia membawa lari karya jarahan tersebut ke Museum Pusat Tavrida, yang terletak di Simferopol di Semenanjung Krimea yang juga telah dianeksasi sejak 2014.

"Orang-orang yang peduli mengirimi kami rekaman video yang menunjukkan lukisan koleksi kami sedang diturunkan (dari kendaraan). Kami mengenalinya," kata Alina Dotsenko. Sejak itu, stafnya menelusuri foto-foto dari jejaring sosial dan cuplikan dari televisi Rusia.

Namun sejauh ini, mereka baru mampu menemukan 94 karya seni dengan menggunakan nomor inventaris dan potongan gambar. Mereka tidak tahu di mana dan dalam kondisi apa lukisan dan benda seni lainnya.

Berburu lokasi benda seni lewat media sosial

Direktur Museum Regional Kherson, Olga Goncharova, menyesalkan hilangnya barang-barang koleksi yang paling berharga. Rusia menjarah amphorae atau benda antik peninggalam Yunani kuno, ornamen emas dari pengembara stepa, dan senjata-senjata abad pertengahan. 

Museum di Kherson, Ukraina
Olene Eremenko, Sekretaris Museum Sejarah Lokal Kherson, menunjukkan rak-rak pameran yang kosong akibat dijarah.Foto: Igor Burdyga/DW

Goncharova mengatakan bahwa sejak pasukan pendudukan berhasil dipukul mundur, museum juga kehilangan daftar penting barang yang dipamerkan dan dokumen yang membuktikan nilai sejarahnya. Karena itulah, Goncharova hanya dapat memperkirakan secara kasar jumlah benda yang dijarah sekitar 23.000 item.

Beberapa benda museum berakhir di kota Henichesk yang diduduki Rusia di Ukraina selatan. Pegawai museum yang bekerja sama dengan Rusia juga mundur ke sana. Beberapa barang museum juga dibawa ke Museum Chersonese Taurian di Sevastopol.

Informasi mengenai nasib koleksi museum di wilayah Ukraina yang masih diduduki Rusia bahkan sangat sedikit. Menurut pegawai museum dan laporan media Rusia, pemerintah yang ditunjuk oleh pasukan pendudukan "mengevakuasi" koleksi museum dan galeri di kota Nova Kakhovka pada November 2022 ke tempat yang tidak diketahui.

Di Mariupol yang diduduki Rusia di wilayah Donetsk, semua museum telah dihancurkan selama pengepungan. Seperti diberitakan media Rusia pada April 2022, direktur museum sejarah lokal, Natalia Kapustnikova, hanya berhasil menyelamatkan belasan karya seni. Ini termasuk tiga karya pelukis kelahiran Mariupol, Arkhip Kuindzhi, yang terkenal dengan lukisan pemandangan.

Dia juga berhasil menyelamatkan lukisan karya Ivan Aivazovsky. Namun, Kapustnikova menyerahkan lukisan itu kepada Rusia.

Investigasi oleh otoritas Ukraina

Sejak awal invasi besar-besaran Rusia, Dinas Keamanan Ukraina (SBU) telah menyelidiki penjarahan koleksi museum. Hal ini diduga merupakan "pelanggaran hukum dan tata cara perang" sebagai bagian dari "dugaan genosida terhadap rakyat Ukraina".

Penyelidik SBU, Yevhen Rusinov, mengatakan ada "jaringan" pencurian barang pameran museum, yang belum semuanya diketahui. "Namun kami tahu bahwa perwakilan tingkat tinggi negara Rusia dan personel militer ikut terlibat." 

Selama invasi Rusia, lebih dari 40 museum di wilayah pendudukan telah dijarah, ungkap Wakil Pertama Jaksa Agung Ukraina, Oleksiy Khomenko. Kerugian tersebut belum dapat dihitung secara pasti. "Ini bisa memakan waktu bertahun-tahun," katanya.

Pada akhir tahun, Kementerian Kebudayaan dan Kebijakan Informasi Ukraina bermaksud untuk membuat daftar yang akan memasukkan semua informasi yang tersedia tentang koleksi yang kini berada di wilayah pendudukan. Ini nantinya akan membantu menemukan karya seni dan barang berharga. Namun, hal ini mungkin baru bisa dilakukan setelah perang berakhir.

ae/hp