1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
KesehatanGlobal

Tes Darah Terbaru Bisa Bantu Deteksi Dini Kanker

Anne Carthaus
13 Juni 2023

Metode tes darah termutakhir untuk lebih dari 50 jenis kanker menunjukkan hasil yang menjanjikan bagi pasien yang menunjukkan gejala.

https://p.dw.com/p/4SUqy
Foto simbol Tes Darah
Tes ini dengan tepat dapat mengungkapkan dua dari setiap tiga sel kankerFoto: Waltraud Grubitzsch/dpa-Zentralbild/picture alliance

Meskipun pengobatan kanker mengalami peningkatan signifikan dalam beberapa tahun terakhir, namun terapi sering kali gagal karena kanker terlambat terdeteksi. Terutama pada stadium awal, gejala seperti sakit perut atau kelelahan tiba-tiba seringkali tidak jelas. Sehingga pasien baru memeriksakan diri ke dokter, saat penyakitnya sudah memasuki stadium sulit atau mungkin sudah tidak dapat diobati.

Sebuah tes darah bernama "Galleri” ditargetkan untuk mengubah hal itu. Para pengembang dari perusahaan pelayanan kesehatan asal Amerika Serikat (AS), Grail, mengatakan,  tes ini dapat mendeteksi lebih dari 50 jenis kanker dalam sampel darah biasa.

Para ilmuwan mempresentasikan hasil penelitian Galleri pada pertemuan tahunan American Society of Clinical Oncology (ASCO) atau Asosiasi Onkologi Klinis Amerika pada awal bulan Juni ini, yang merupakan konferensi kanker terbesar di dunia.

Vaksin mRNA untuk Cegah Kanker

Akurasi lebih dari 60 persen

Tim peneliti, yang dipimpin oleh para ilmuwan dari Universitas Oxford, telah menguji coba pemeriksaan sampel darah pada lebih dari 5.400 pasien yang menunjukkan gejala-gejala dengan indikasi kemungkinan adanya kanker.

Sebelum menjalani pemeriksaan diagnostik standar, para pasien juga memberikan sampel darah untuk dievaluasi dengan tes Galleri. Dua dari tiga pasien yang didiagnosa mengidap kanker melalui diagnostik standar tersebut, tes sampel darah dengan Galleri juga mendeteksi sinyal kanker itu.

Akan tetapi, tes Galleri ini juga mendeteksi 79 pasien lainnya mengidap kanker, walau kenyataannya mereka tidak mengidap kanker, di mana hal itu disebut sebagai "positif palsu”.

"Hal ini bisa menjadi masalah," kata Mark Middleton, peneliti utama studi ini, kepada tim DW. Middleton menambahkan, "risikonya adalah Anda mengubah orang yang sehat menjadi pasien dengan label yang tidak benar."

Situasi ini bisa memicu stess berat bagi pasien bersangkitan dan juga tenaga kesehatan, baik secara emosional maupun ekonomi.

Potensial mempercepat pemeriksaan dan terapi lebih awal

Meskipun demikian, banyak peneliti dan para dokter ssangat antusias dengan gagasan tes darah yang mampu mendeteksi dini kanker tersebut. Jika kanker terdeteksi lebih cepat, sebelum menyebar, tingkat keberlangsungan hidup pasien jauh lebih tinggi, dibanding jika kanker terdiagnosa pada stadium lanjut.

Keuntungan lainnya, tes Galleri ini dapat mendeteksi lebih dari 50 jenis kanker, termasuk kanker yang biasanya terdeteksi sangat terlambat, yang memiliki peluang keberlangsungan hidup yang sangat buruk, seperti kanker ovarium dan pankreas. Daftar lainnya juga mencakup kanker-kanker yang saat ini belum ada skrining rutinnya.

Inovator 472

Mendeteksi fragmen DNA tumor dalam darah

Bagaimana cara kerja tes Galleri ini? Jika sel mati, DNA-nya akan dilepaskan ke dalam aliran darah. DNA sel kanker berbeda dengan DNA sel sehat, karena memiliki penanda yang spesifik, atau lebih tepatnya, memiliki "pola metilasi yang spesifik”.

"Ada pola-pola yang biasanya hanya ditemukan pada kanker," kata Niels Halama dari Pusat Penelitian Kanker Jerman, yang tidak terlibat dalam penelitian Galleri, kepada tim DW.

Tes Galleri terbukti mampu mendeteksi pola-pola tersebut. Polanya berbeda pada masing-masing jenis sel, sehingga hasil tes juga menunjukkan dari mana sel kanker itu berasal. Dengan cara ini, para peneliti dalam 85% kasus, dapat mengetahui lokasi akurat sel kanker itu.

"Hal ini sangat berguna untuk memastikan kami melakukan tes yang tepat," kata Middleton.

Jika, misalnya, tes tersebut menunjukkan adanya kanker pankreas, dokter dapat segera melakukan tes khusus untuk mendiagnosa kanker tersebut, tanpa membuang waktu dan uang yang berharga untuk mencari jenis penyakit lain.

Lukisan Mona Lisa karya Leonardo da Vinci di Museum Louvre Paris
Tes ini bekerja seperti pengurai polaFoto: ROBIN UTRECHT/picture alliance

Masih dalam tahap pengembangan

Para ilmuwan belum menyebut tes Galleri ini sebagai terobosan baru. Sejatinya, tes Galleri ini cukup rumit, karena tidak bekerja layaknya tes darah pada umumnya yang dapat menunjukkan ada atau tidaknya kondisi tertentu dengan ambang batas di atas atau di bawah. Sebaliknya, tes Galleri ini adalah sebuah pengurai pola.

"Ini ibarat melihat sebuah gambar. Anda bisa melihat gambar Mona Lisa dan berpendapat: 'Oke, ini Mona Lisa'. Dan Anda bisa melihat gambar dari Vermeer dan berpendapat: 'Oke, itu bukan Mona Lisa. Tapi ada banyak hal di antaranya," kata Halama.

Saat ini, tes Galleri masih ibarat mesin pintar yang terus belajar, di mana dengan setiap sampel darah baru, seluruh sistem akan terus menjadi lebih baik. Setidaknya itulah yang diharapkan oleh para peneliti.

Masih ada beberapa catatan

Saat ini, keunggulan dari tes ini adalah memicu pengujian lebih lanjut pada tahapan dini. Tidak lebih dari itu. Seperti diungkapkan oleh peneliti utama Middleton, bahwa "hasil tes positif bukan berarti diagnosis kanker. Tes ini merujuk agar melakukan lebih banyak pemeriksaan untuk menemukan kanker!"

Terapi Tumor Individual dengan Kode Genetika

Salah satu faktor pembatas saat ini, tes Galleri tergantung pada kadar material genetik yang ada dalam aliran darah. Jika sel kanker memproduksi material genetika hingga kadar mencukupi, tes ini tidak dapat mendeteksinya.

Tes Galleri juga tidak dapat mendeteksi semua jenis kanker. Salah satu alasannya, karena ada sel kanker yang tidak memiliki penanda spesifik yang diperlukan untuk dapat terdeteksi melalui tes darah ini.

"Jadi kemungkinan besar, sel-sel itu tidak akan pernah bisa dideteksi dengan jenis tes ini," kata Halama.

Penelitian ini baru bisa melibatkan pasien yang sudah memiliki gejala awal. Tes darah ini juga lebih akurat pada pasien lanjut usia, penyintas kanker stadium lanjut, dan tumor saluran pencernaan bagian atas.

Masih diperlukan rangkaian penelitian di masa depan, untuk menunjukkan bagaimana kinerja tes Galleri ini pada pasien tanpa gejala, serta kanker yang belum memasuki stadium tertentu dan kanker di luar saluran pencernaan.

Saat ini, para ilmuwan masih meneliti apakah tes Galleri ini memiliki potensi untuk digunakan sebagai skrining kesehatan umum, dalam sebuah penelitian dengan 140.000 responden di Inggris. Hasilnya  diharapkan dirlis akhir tahun ini. (kp/as)