1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
KonflikIsrael

PBB: Peran UNRWA di Palestina Tak Bisa Digantikan

31 Januari 2024

Banyak negara termasuk Jerman menghentikan pendanaan UNRWA, setelah ada tuduhan bahwa beberapa stafnya terlibat dalam serangan 7 Oktober. Sekjen PBB Antonio Guterres akan bertemu dengan para donor utama.

https://p.dw.com/p/4br53
Distribusi makanan oleh UNRWA di Jalur Gaza
UNRWA berikan bantuan kepada jutaan warga Palestina, tidak hanya di Gaza tetapi juga di Yerusalem Timur, Tepi Barat, Yordania, Lebanon, dan SuriahFoto: Ashraf Amra/Anadolu/picture alliance

Senior koordinator kemanusiaan dan rekonstruksi PBB untuk Gaza memperingatkan pada Selasa (30/01) bahwa tidak ada yang bisa menggantikan peran kemanusiaan selain Badan PBB untuk Pengungsi Palestina UNRWA di Gaza

"Tidak ada cara bagi organisasi manapun untuk menggantikan atau menyamai kapasitas yang luar biasa, kapasitas UNRWA, kemampuan dan pemahaman mereka terhadap penduduk Gaza," ujar Sigrid Kaag, seorang diplomat Belanda yang berpengalaman.

Beberapa donor utama UNRWA, termasuk Amerika Serikat, Jerman, dan Jepang, telah menghentikan bantuan dana mereka untuk badan PBB tersebut, setelah adanya tuduhan dari Israel bahwa beberapa staf UNRWA ikut terlibat dalam serangan teror Hamas pada 7 Oktober ke Israel. Serangan teror mengerikan itu yang memicu serangan militer Israel ke Jalur Gaza dengan tujuan melumpuhkan Hamas.

UNRWA mengatakan bahwa pihaknya telah bertindak cepat atas tuduhan Israel dengan memecat 12 stafnya dan meluncurkan investigasi serta meninjau kembali kasus tersebut. 

Pada Selasa (30/01), Dewan Keamanan PBB menyatakan keprihatinannya atas "situasi kemanusiaan yang sangat mengerikan dan semakin memburuk" di Gaza.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB Antonio Guterres mengagendakan pertemuan dengan perwakilan negara-negara donatur UNRWA di New York.

Pendanaa UNRWA Didesak Untuk Kembali Dilanjutkan

Badan-badan amal kecam penghentian dana bantuan UNRWA

Sekelompok badan amal besar, termasuk Oxfam dan Save the Children, mengecam keputusan 12 negara untuk menghentikan bantuan pendanaan mereka terhadap UNRWA.

"Penangguhan pendanaan oleh negara-negara donatur itu akan berdampak pada bantuan penyelamatan nyawa bagi lebih dari dua juta warga sipil, di mana lebih dari separuhnya adalah anak-anak," ungkap badan-badan tersebut dalam sebuah pernyataan bersama.

"Penduduk menghadapi krisis kelaparan yang mengancam dan wabah penyakit di bawah pemboman tanpa pandang bulu yang terus dilakukan Israel," tambah pernyataan tersebut.

Badan-badan amal itu juga menunjukkan bahwa setidaknya 152 staf UNRWA telah terbunuh akibat serangan militer Israel, di mana sedikitnya 145 fasilitas badan PBB itu juga telah hancur dan rusak.

"Jika penghentian pendanaan ini tidak dibatalkan, kita mungkin akan melihat kehancuran total dari respons kemanusiaan yang sudah terbatas di Gaza," kata badan-badan amal tersebut, seraya menyerukan kepada banyak negara untuk "membalikkan keputusan penghentian dana ini."

Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

WHO: Perdebatan UNRWA 'pengalihan isu' dari krisis di Gaza

Menyusul keputusan dihentikannya pendanaan UNRWA di Gaza, Organisasi Kesehatan Dunia WHO juga mendesak negara-negara donatur untuk tidak "teralihkan perhatiannya".

"Aksi kriminal tidak akan pernah bisa dibiarkan begitu saja," ujar juru bicara WHO Christian Lindmeier dalam sebuah jumpa pers di Jenewa. "Namun diskusi ini... [adalah] pengalihan perhatian dari apa yang sebenarnya terjadi setiap hari, setiap jam, setiap menit di Gaza."

Lindmeier menambahkan bahwa, "ini adalah pengalihan perhatian dari upaya untuk mencegah listrik masuk ke Gaza. "Ini juga merupakan pengalihan perhatian dari penembakan menyeluruh terhadap populasi yang terjadi terus menerus, bahkan di beberapa daerah yang sebelumnya ditetapkan sebagai daerah yang aman. Ini adalah pengalihan perhatian dari serangan terhadap tempat penampungan, sekolah, rumah sakit."

Operasi-operasi militer Israel di Gaza sedikitnya telah menewaskan lebih dari 26.700 orang, menurut Kementerian Kesehatan yang dikelola Hamas. Sebagian besar korban tewas adalah perempuan dan anak-anak.

Serangan militer Israel juga telah menghancurkan sebagian besar infrastruktur di daerah konflik dan membuatnya tidak berfungsi selayaknya, termasuk pusat-pusat kesehatan yang dikelola oleh badan-badan PBB.

"Kami mengimbau para donor untuk tidak menghentikan pendanaan mereka kepada UNRWA pada saat yang sangat kritis ini. Hal itu hanya akan merugikan warga Gaza yang sangat membutuhkan bantuan," ujar Lindmeier, mengutip pernyataan Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus.

Mantan kepala UNRWA pertanyakan pemilihan waktu tuduhan Israel

Mantan kepala UNRWA Matthias Schmale mengatakan bahwa tuduhan Israel terhadap sejumlah staf badan tersebut di Gaza diduga bermotif politik. Meskipun Schmale mengatakan bahwa dirinya tidak terkejut dengan laporan-laporan yang menyebutkan bahwa sejumlah staf UNRWA bersimpati kepada Hamas, dan mungkin ikut serta dalam serangan 7 Oktober. Dia hanya merasa heran dengan pemilihan waktu atas tuduhan Israel tersebut.

"Waktunya tampak sangat ditentukan secara politis," kata Schmale kepada siaran radio publik Jerman, Deutschlandfunk hari Selasa (30/01).

Tuduhan Israel itu muncul sehari setelah keputusan Mahkamah Internasional (ICJ)di Den Haag atas gugatan genosida yang diajukan Afrika Selatan. Mahkamah menyatakan beberapa tindakan Israel di Gaza melanggar ketentuan Konvensi Genosida PBB dan meminta Israel mencegah terjadinya genosida. Namun ICJ tidak memerintahkan gencatan senjata di Gaza.

Matthias Schmale menolak klaim yang dibuat oleh The Wall Street Journal bahwa 10% dari 12.000 staf yang bekerja untuk UNRWA memiliki hubungan erat dengan Hamas atau kelompok-kelompok ekstremis lainnya.

"Selama masa jabatan saya, kami selalu mengamati dengan seksama bagaimana mereka bekerja, bagaimana mereka berperilaku, apakah mereka berperilaku dan mengambil tindakan sesuai dengan nilai-nilai PBB," jelasnya.

kp/rs/hp (Reuters, AFP, AP, dpa)