1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Blinken Peringatkan "Penduduk Gaza Rawan Pangan Akut"

19 Maret 2024

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan, seluruh penduduk Gaza alami kerawanan pangan akut pada tingkat yang parah. Ia menekankan pentingnya meningkatkan pengiriman bantuan kemanusiaan.

https://p.dw.com/p/4dt7r
Situasi di Rafah
Warga Gaza berduyun-duyun mencari bantuan pangan Foto: Habboub Ramez/abaca/picture alliance

"100 persen penduduk di Gaza berada pada tingkat kerawanan pangan akut yang parah. Itu pertama kalinya seluruh penduduk diklasifikasikan demikian,” ujar Blinken dalam sebuah konferensi pers di Filipina, Selasa (19/03)

Pernyataan Blinken disampaikan menjelang lawatannya ke Timur Tengah, kali ini ke Arab Saudi dan Mesir, untuk membahas upaya mengamankan gencatan senjata di Gaza dan meningkatkan pengiriman bantuan kemanusiaan.

Sebuah penilaian ketahanan pangan dari PBB pada hari Senin (18/03) memperingatkan, setengah dari warga Gaza sedang mengalami ancaman bencana kelaparan dan diperkirakan bencana tersebut akan melanda bagian utara Gaza pada bulan Mei, kecuali ada intervensi segera.

Koordinator Kemanusiaan dan Bantuan Darurat PBB, Martin Griffiths telah menyerukan Israel untuk mengizinkan bantuan tanpa batas masuk ke wilayah Palestina yang terkepung, dengan mengatakan "tidak ada waktu untuk disia-siakan”.

Perang Gaza yang paling berdarah terjadi setelah Hamas melancarkan serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Israel pada 7 Oktober. Israel merespons serangan itu dengan pengeboman tanpa henti dan serangan darat di wilayah Palestina yang dikuasai Hamas.

Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

Ketika badan-badan bantuan melaporkan kesulitan besar untuk mendapatkan akses ke Gaza, khususnya bagian utara, PBB telah memperingatkan selama berminggu-minggu bahwa kelaparan akan segera terjadi.

Para donor telah beralih ke pengiriman bantuan melalui udara atau laut, namun hal ini bukanlah alternatif yang layak dibandingkan pengiriman melalui darat, ujar badan-badan PBB.

Percepatan besar kematian dan malnutrisi

Kemitraan Klasifikasi Fase Ketahanan Pangan Terpadu mengatakan, meskipun kriteria teknis untuk kelaparan belum terpenuhi, "semua bukti menunjukkan adanya percepatan besar dalam kematian dan kekurangan gizi”.

Mengutip data PBB, Blinken mengatakan 100 persen penduduk di Gaza membutuhkan bantuan kemanusiaan, dibandingkan dengan 80 persen di Sudan dan 70 persen di Afghanistan. "Hal ini hanya menggarisbawahi urgensi dan keharusan untuk menjadikan hal ini sebagai prioritas,” kata Blinken tentang pengiriman bantuan.

 "Kita memerlukan lebih banyak hal, kita membutuhkannya untuk berkelanjutan, dan kita membutuhkannya untuk menjadi prioritas, jika kita ingin memenuhi kebutuhan masyarakat secara efektif.”

Pejabat kebijakan luar negeri Uni Eropa, Josep Borrell hari Senin (18/3) menuding Israel menggunakan "kelaparan sebagai senjata perang." Pernyataan Borrell ini sudah dibantah oleh menteri luar negeri Israel, Israel Katz.

Menghindari serangan ke Rafah

Sementara itu Penasehat Keamanan Nasional AS, Jake Sullivan mengatakan, Presiden AS Joe Biden pada hari Senin (18/03) telah meminta Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk mengirim tim ke Washington guna membahas cara menghindari serangan besar-besaran di Kota Rafah di selatan Gaza.

Langkah ini adalah salah satu upaya paling jelas yang dilakukan Biden untuk mengekang sekutu utama AS tersebut, di tengah kekhawatiran bahwa jumlah korban tewas dan krisis kemanusiaan di Gaza yang sudah sangat besar dapat semakin diperburuk secara drastis dengan serangan penuh terhadap Rafah.

"Saya meminta Perdana Menteri (israel) untuk mengirim tim ke Washington untuk membahas cara-cara menargetkan Hamas tanpa operasi darat besar-besaran di Rafah,” kata Biden di kanal media sosial X setelah berbicara dengan Netanyahu untuk pertama kalinya dalam lebih dari sebulan ini.

Biden juga "menegaskan kembali perlunya gencatan senjata segera sebagai bagian dari kesepakatan untuk membebaskan sandera, yang berlangsung selama beberapa minggu, sehingga kita dapat memulangkan para sandera dan meningkatkan bantuan kepada warga sipil di Gaza."

Sekitar 1,5 juta orang berlindung di Rafah, sebagian besar dari mereka mengungsi akibat serangan Israel yang tiada henti di wilayah lain Gaza sejak serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober.

Gedung Putih sebelumnya mengatakan, Biden telah memperingatkan Netanyahu bahwa serangan terhadap Rafah akan menjadi sebuah "kesalahan”, dalam seruan pertama mereka sejak 15 Februari. "Operasi darat besar-besaran akan menimbulkan kesalahan,” kata Penasihat Keamanan Nasional  AS Jake Sullivan kepada wartawan.

 "Hal ini akan menyebabkan lebih banyak kematian warga sipil yang tidak bersalah, memperburuk krisis kemanusiaan yang sudah mengerikan, memperdalam anarki di Gaza, dan semakin mengisolasi Israel secara internasional.”

Netanyahu setuju untuk mengirim tim pejabat senior Israel ke Washington dalam beberapa hari mendatang untuk membahas "pendekatan alternatif yang akan menargetkan elemen-elemen kunci Hamas”, tambahnya.

ap/as (afp, ap,rtr)