1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
EkonomiIndonesia

Jokowi Temui Xi Jinping Bahas Pertanian hingga Kereta Cepat

Detik News
27 Juli 2022

Indonesia-Cina berjanji meningkatkan perdagangan bilateral dan memperluas kerja sama berbagai bidang, termasuk pertanian dan ketahanan pangan. Kunjungan kepala negara asing ke Cina ini disebut langka di tengah pandemi.

https://p.dw.com/p/4Eh07
Presiden Joko Widodo bertemu dengan Presiden Cina Xi Jinping, Selasa (27/07)
Presiden Joko Widodo bertemu dengan Presiden Cina Xi Jinping, Selasa (27/07)Foto: Laily Rachev/Biro Pers Sekretariat Presiden

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan Indonesia dan Cina merupakan saudara senasib sepenanggungan. Jokowi juga menilai Cina sebagai mitra strategis komprehensif bagi Indonesia.

Hal itu disampaikan Jokowi saat melakukan pertemuan bilateral di Villa 14, Diaoyutai State Guesthouse, Beijing, Selasa (26/07). Di awal pertemuan, Xi Jinping menyampaikan lebih dulu kegembiraannya bisa kembali bertemu langsung dengan Jokowi.

"Pertama-tama izinkan saya ucapkan selamat datang ke Tiongkok kepada bapak presiden. Saya merasa sangat gembira kembali bertemu bapak secara langsung," kata Xi Jinping, seperti dilihat di YouTube Sekretariat Presiden.

Xi Jinping juga menerangkan Jokowi merupakan kepala negara pertama yang diterima oleh Cina setelah Olimpiade musim dingin Beijing. Xi Jinping menilai hal itu bukti kemesraan antara Indonesia dan Cina.

"Yang mulia adalah kepala negara pertama yang diterima pihak Tiongkok setelah Olimpiade musim dingin Beijing dan hal ini cukup membuktikan betapa kemesraannya antara hubungan kedua pihak," ucapnya.

Jokowi kemudian berterima kasih atas sambutan hangat yang diterimanya. Jokowi menyampaikan Indonesia dan Cina saudara senasib sepenanggungan.

"Indonesia dan RRT adalah saudara senasib sepenanggungan dan RRT adalah mitra strategis komprehensif Indonesia. Kita harus mengisi kemitraan tersebut dengan kerja sama yang menguntungkan untuk negara kita dan sekaligus untuk kawasan dan dunia," ujar Jokowi. 

Dalam pertemuan bilateral Indonesia dan Cina, Jokowi ditemani oleh jajaran menterinya, salah satunya Menteri BUMN Erick Thohir
Dalam pertemuan bilateral Indonesia dan Cina, Jokowi ditemani oleh jajaran menterinya, salah satunya Menteri BUMN Erick Thohir Foto: Laily Rachev/Biro Pers Sekretariat Presiden

Bahas pertanian hingga kereta super cepat

Jokowi juga bertemu dengan Perdana Menteri Cina Li Keqiang di Beijing, Selasa (26/07). Menteri BUMN Erick Thohir yang turut mendampingi Jokowi dalam pertemuan tersebut menjelaskan beberapa materi yang dibahas.

Menurut Erick, pemerintah Cina sepakat membeli satu juta hasil produk kelapa sawit dari Indonesia dan produk-produk pertanian lainnya hasil petani Indonesia. Dengan kerja sama tersebut, ucap Erick, Indonesia dapat meningkatkan kepastian serapan pasar produk hasil petani.

"Hal ini akan menjaga harga kelapa sawit Indonesia dan harga tandan buah segar para petani sawit. Pemerintah terus menjaga petani Indonesia dan pembukaan lapangan kerja," tutur Erick dalam keterangan tertulis, Selasa (26/07).

Indonesia juga telah menjalin kerja sama dalam sektor industri kendaraan listrik. Erick mengatakan kerja sama dengan Cina tak sekadar kerja sama dalam hal investasi, melainkan juga termasuk transfer teknologi.

Selain itu, Erick bilang, pertemuan tersebut juga membahas tentang penyelesaian kereta cepat yang menjadi komitmen bersama antara Indonesia dengan Cina.

Erick menambahkan Indonesia juga dapat meniru keberhasilan Cina yang mampu mengoptimalkan sumber daya alam (SDA) dan pasar yang besar untuk kemajuan negerinya. Indonesia yang memiliki kekayaan SDA dan market besar harus mampu melakukan hal serupa dengan tujuan untuk pertumbuhan ekonomi dan peningkatan pembukaan lapangan kerja.

"Seperti kita tahu, selama ini SDA dan market besar kita belum benar-benar optimal digunakan untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia, ini yang kita mau terus optimalkan," kata Erick. (pkp/ha)

 

Baca selengkapnya di: detiknews

Jokowi: Indonesia dan Cina Saudara Senasib Sepenanggungan
Selain Pertanian, RI & Cina Bahas Penyelesaian Kereta Cepat