1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Saingi Microsoft, Google Luncurkan Layanan Chatbot

7 Februari 2023

Layanan chatbot milik Google yang dinamakan Bard hadir setelah saingannya Microsoft mengumumkan akan berinvestasi di ChatGPT. Google mengatakan Bard akan diintegrasikan ke dalam mesin pencarinya.

https://p.dw.com/p/4NBFo
Ilustrasi produk keluaran Google
Ilustrasi produk keluaran GoogleFoto: Toby Melville/REUTERS

Raksasa mesin pencari Google pada hari Senin (06/02) memperkenalkan layanan chatbot, yang merupakan langkah yang diantisipasi untuk menyaingi ChatGPT berbasis kecerdasan buatan (AI) dari Microsoft.

Dalam posting blog pada hari Senin, Kepala Eksekutif Alfabet Sundar Pichai memperkenalkan chatbot bernama Bard, yang  akan diintegrasikan ke dalam mesin pencari Google. Alfabet adalah perusahaan induk Google.

Layanan percakapan AI ini akan didukung oleh LaMDA, AI milik Google yang memiliki kemampuan untuk menghasilkan prosa mirip buatan manusia, yang tahun lalu digambarkan sebagai makhluk hidup oleh seorang insinyur perusahaan. Namun pernyataan ini kemudian dibantah Google.

Bulan lalu, Microsoft mengumumkan telah memperpanjang  kemitraannya dengan pembuat ChatGPT, OpenAI. Chatbot dapat membuat teks yang tersusun panjang, memicu ketakutan luas akan kecurangan di sekolah dan universitas, serta membuat beberapa profesi merasa akan terdepak.

Kecerdasan Buatan Solusi bagi Cara Kerja Lebih Pintar?

Apa yang kita ketahui tentang Bard? 

Kepala Eksekutif Alfabet Sundar Pichai mengatakan bahwa Bard akan menjalani tahap pengujian menjelang rilis publik dalam beberapa minggu mendatang. Google juga berencana untuk menambahkan fitur AI ke mesin pencarinya sehingga dapat menanggapi pertanyaan kompleks, misalnya alat musik mana yang lebih mudah dipelajari.

"Bard berusaha menggabungkan luasnya pengetahuan dunia dengan kekuatan, kecerdasan, dan kreativitas model bahasa kami," kata Pichai tentang program AI-nya. Dia menambahkan, pihaknya mengandalkan versi LaMDA yang membutuhkan daya komputer lebih sedikit, agar bisa melayani lebih banyak pengguna.

Persaingan Google-Microsoft 

Sebelum ChatGPT dirilis November lalu, Google enggan mengambil langkah AI berbasis bahasa. Namun, ketika Microsoft mengumumkan mendukung OpenAI, dengan harapan akan mengintegrasikan ChatGPT ke dalam mesin pencari Bing-nya, Google akhirnya mengubah keputusannya. 

Raksasa mesin pencari itu khawatir Bing yang didukung AI akan mampu menyaingi popularitas Google. Pekan lalu,  Alphabet melaporkan pemasukan yang buruk, yang meningkatkan urgensi untuk bersaing di bidang chatbot.  yf/hp (AFP, Reuters)