1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
BencanaAfganistan

Gempa Afganistan: Ribuan Orang Tewas, Warga Tunggu Bantuan

9 Oktober 2023

Sehari pascagempa kuat mengguncang bagian barat Afganistan, otoritas setempat menyebut setidaknya ada 2.053 korban tewas. Kini, warga mulai menggali reruntuhan dengan tangan kosong.

https://p.dw.com/p/4XHGp
Reruntuhan bangunan di Provinsi Herat, Afganistan
Masyarakat mencari korban yang tertimbun bangunan setelah gempa bumi melanda bagian barat AfganistanFoto: Omid Haqjoo/AP/dpa/picture alliance

Orang-orang menggali reruntuhan dengan tangan kosong dan sekop di Afganistan barat pada hari Minggu (08/10) kemarin, sebuah upaya untuk mencari para korban di bawah reruntuhan akibat gempa bumi dahsyat yang menewaskan lebih dari 2.000 orang.

Seluruh desa rata dengan tanah, sejumlah jasad terjebak di bawah reruntuhan rumah, dan penduduk setempat menunggu bantuan. 

"Banyak orang yang terkejut… beberapa bahkan tak mampu berkata-kata. Namun, ada juga beberapa yang tidak bisa berhenti menangis dan berteriak,” kata seorang fotografer bernama Omid Haqjoo kepada kantor berita AP lewat sambungan telepon. Omid Haqjoo, yang tinggal di Kota Herat, sempat mendatangi empat desa yang terdampak pada Minggu (08/10).

Gempa bermagnitudo 6,3 pada Sabtu (07/10) itu menghantam daerah padat penduduk di dekat Herat. Gempa tersebut juga diikuti dengan gempa susulan yang kuat.

Seorang juru bicara pemerintah Taliban pada Minggu (08/10) menginformasikan jumlah korban tewas akibat gempa ini. Jika dikonfirmasi, gempa itu bakal menjadi paling mematikan yang menghantam Afganistan dalam dua dekade terakhir.

Survei Geologi Amerika Serikat (U.S Geological Survey/USGS) menyebut bahwa pusat gempa berada sekitar 40 kilometer barat laut Herat. Gempa itu juga diikuti oleh tiga gempa susulan yang sangat kuat, yang masing-masing bermagnitudo 6,3, 5,9, dan 5,5, serta guncangan yang lebih kecil lainnya.

Reruntuhan bangunan di Provinsi Herat, Afganistan
Warga yang selamat tengah mencari korban setelah gempa bumi melanda Afganistan, lokasi ini berada di distrik Zenda Jan, Provinsi HeratFoto: Omid Haqjoo/AP/picture alliance

Ketika sebagian besar dunia mewaspadai berurusan dengan pemerintah Taliban dan fokus dengan konflik Israel-Palestina, Afganistan belum menerima respons cepat dari dunia. Hampir 36 jam setelah gempa bumi pertama menerjang Herat, belum ada pesawat bantuan yang datang, dan tidak ada dokter spesialis yang dikirim. 

Situasi terkini hingga bantuan untuk Afganistan

Dalam sebuah konferensi pers, juru bicara Otoritas Nasional Penanggulangan Bencana (National Disaster Management Authority/ANDMA) menyebut 13 desa hancur total akibat gempa bumi pada Sabtu (08/10) lalu. Dia menyebut ribuan orang terkena dampaknya.

Setidaknya lebih dari 1.200 orang terluka akibat bencana ini, kata juru bicara tersebut.

Pada Minggu (08/10) malam, media Afganistan mengutip pihak berwenang yang menyatakan bahwa jumlah korban tewas sudah mencapai lebih dari 2.500 orang. Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (The United Nations Office for the Coordination of Humanitarian Affairs/OCHA) menyatakan lebih dari 11.000 orang terdampak akibat gempa bumi.

Setidaknya, setiap rumah di kurang lebih 11 desa di Afganistan telah hancur akibat gempa, kata OCHA pada Minggu (08/10) malam, jumlah korban tewas mencapai 1.000 orang. "Jumlah korban dan rumah tangga yang terdampak diperkirakan bakal meningkat seiring dengan terjangkaunya beberapa daerah terpencil dan dilakukannya penilaian," tambah OCHA.

Reruntuhan bangunan di Provinsi Herat, Afganistan
Seorang pria tampak ikut dalam operasi pencarian dan pembersihan usai gempa bumi dahsyat mengguncang Afganistan, Sabtu (07/10) waktu setempatFoto: Omid Haqjoo/AP/dpa/picture alliance

PBB sendiri telah mengucurkan dana darurat sebesar 5 juta USD (sekitar Rp78 triliun) pada Minggu (08/10) dan segera mengumumkan permohonan sumbangan setelah menilai kebutuhan yang diperlukan.

Berdasarkan data OCHA, rumah sakit daerah Herat saja saat ini tengah merawat setidaknya 550 orang korban, 230 di antaranya anak kecil. Pasokan bantuan awal saat ini telah dibagikan, termasuk barang-barang kebersihan, makanan, dan air minum.

Palang Merah Cina telah menawarkan bantuan uang tunai darurat kepada Palang Merah Afganistan sebesar 200.000 USD (sekitar Rp3,1 miliar) untuk penyelamatan gempa bumi dan bantuan bencana. Informasi itu diungkap oleh stasiun televisi China Central (CCTV) pada Minggu (08/10).

mh/ha (AP, dpa, Reuters)