1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
SosialJerman

Frankfurt Book Fair Kembali Digelar Secara Fisik

20 Oktober 2021

Pameran Buku Frankfurt tahun ini akan kembali mempertemukan para pelaku industri dan pembaca secara fisik, setelah sebelumnya digelar virtual. Tapi pameran kali ini diyakini tidak akan seramai edisi-edisi sebelumnya.

https://p.dw.com/p/41tW8
Frankfurt Book Fair tahun 2019
Foto: Frankfurt Book Fair tahun 2019Foto: Reuters/R. Orlowski

Pameran Buku Frankfurt (Frankfurt Book Fair/Frankfurter Buchmesse) yang merupakan ajang terbesar sedunia di sektor perbukuan, akhirnya kembali!

Setelah hampir sepenuhnya digelar secara virtual pada tahun 2020 karena pandemi COVID-19, pameran tahun ini akan kembali mempertemukan penerbit, penjual buku, penulis dan pembaca secara fisik.

Tapi pameran kali ini diyakini akan lebih kalem dari edisi sebelumnya karena ketidakpastian pembatasan perjalanan telah membuat banyak pengunjung internasional menjauh.

"Kembali ke bisnis bukan berarti kembali normal,” kata direktur pameran Juergen Boos pada acara pembukaan, Selasa (19/10). Tetapi pameran akan tetap menawarkan kesempatan bagi pelaku industri untuk "kembali terkoneksi”, tambahnya.

Margaret Atwood jadi tamu kehormatan

Novelis pemenang penghargaan, Margaret Atwood menjadi tamu kehormatan pada pameran tahun ini. Ia tersambung melalui Skype untuk menyampaikan pesan harapannya di acara pembukaan.

"Covid dan krisis iklim menunjukkan kepada kita, betapa rapuhnya kita sebagai manusia,” katanya.

Tetapi kita juga telah menunjukkan betapa tangguh, inventif, dan betapa kreatifnya kita,” tambahnya.

Buku telah membantu banyak orang keluar dari rasa bosan isolasi pandemi dan membantu mereka memahami dunia, kata penulis "The Handmaid's Tale” itu.

"Buku adalah alat perjalanan waktu dan mesin empati. Buku membawa kita ke negeri yang jauh, memungkinkan kita masuk ke dunia lain,” tambahnya.

Industri buku berhasil lewati masa suram pandemi

Pameran yang akan berlangsung sampai akhir pekan ini, mula-mula dibuka hanya untuk kalangan bisnis dari Rabu (20/10) hingga Jumat (22/10). Selanjutnya pada akhir pekan (23/10 dan 24/10) dibuka untuk masyarakat umum. 

Menurut Boos, pameran ini berlangsung di saat industri buku telah "berhasil cukup baik selama 18 bulan terakhir.” Banyak orang-orang di dunia menggunakan waktunya selama penguncian untuk membaca lebih banyak buku, terutama para remaja.

Di Amerika Serikat misalnya, penjualan buku cetak naik lebih dari delapan persen pada 2020. Angka ini adalah rekor tertinggi mereka dalam satu dekade, menurut kelompok riset NPD.

Sementara di Jerman, yang merupakan pasar buku terbesar di Uni Eropa, memanfaatkan penguncian pandemi untuk memperluas penjualan online mereka. Hal ini menghasilkan lonjakan pendapatan internet sebesar 20 persen menjadi 2,2 miliar euro. Audio dan e-book juga mengalami pertumbuhan dua digit.

Karin Schmidt-Friderichs yang menjabat sebagai ketua Asosiasi Penerbit dan Penjual buku Jerman mengistilahkan, "industri buku telah lulus uji stres Covid.”

Meski banyak kabar baik, industri buku juga diselimuti kekhawatiran terutama menjelang musim liburan Natal yang semakin dekat. Banyak penerbit membunyikan alarm tentang kelangkaan kertas, kemacetan pengiriman di pelabuhan dan biaya transportasi yang lebih tinggi.

Ini diperkirakan akan membuat harga buku bisa menjadi lebih mahal.

Pameran di tengah pandemi

Bagi para pengunjung yang ingin datang ke arena pameran, mereka harus memakai masker dan menunjukkan bukti vaksinasi komplit, sebagai penyintas COVID-19 atau hasil tes negatif COVID-19.

Pengunjung harian dibatasi hingga 25.000, kurang dari setengah kapasitas biasanya.

Tahun ini, 2.000 peserta dari 80 negara akan hadir. Angka ini jauh di bawah peserta pameran di tahun 2019 yang menghadirkan 7.500 peserta dari 100 negara.

Pameran buku Frankfurt menjadi contoh pertemuan publik terbaru di Jerman yang hidup kembali. Sebelumnya, kota Munich juga menggelar pameran mobil IAA pada bulan September yang berhasil mendatangkan sekitar 400.000 pengunjung.

gtp/as (AFP)