1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Aktivis Iran Narges Mohammadi Dianugerahi Nobel Perdamaian

6 Oktober 2023

Narges Mohammadi, aktivis Iran yang saat ini meringkuk di penjara, dianugerahi Nobel Perdamaian untuk kiprahnya memerangi penindasan kaum perempuan di Iran.

https://p.dw.com/p/4XCE1
Narges Mohammadi peraih Nobel Perdamaian 2023
Narges Mohammadi, aktivis pembela hak perempuan, meraih Nobel Perdamaian 2023 Foto: Mohammadi Family Archive Photos/REUTERS

"Penghargaan ini pada intinya merupakan pengakuan atas pekerjaan yang sangat penting, pergerakan secara keseluruhan di Iran, dengan dipimpin Nargis Mohammadi," kata Berit Reiss-Andersen, ketua Komitee Nobel Norwegia saat mengumumkan pemenang hadiah Nobel Perdamaian di Oslo, Jumat (06/10)

"Dampak dari penghargaan ini bukan lagi kewenangan Komite Nobel untuk memutuskan. Kami berharap ini merupakan penghargaan untuk melanjutkan tugas, apa pun bentuknya dari yang sesuai menurut gerakan membela hak-hak kaum perempuan."

Berada di penjara, divonis total 31 tahun bui

Aparat keamanan Iran menangkap Narges Mohammadi bulan November 2022, setelah ia menghadiri upacara peringatan untuk mengenang korban kekerasan aksi protes 2019. Reiss-Andersen mengatakan, Mohammadi sudah dipenjara 13 kali dan divonis hukuman lima kali. Totalnya ia divonis 31 tahun penjara.

Mohammadi menjadi perempuan ke-19 yang memenangkan hadiah Nobel Perdamaian, dan perempuan Iran kedua yang meraih penghargaan bergengsi itu, setelah aktivis hak asasi manusia Shirin Ebadi yang dianugerahi Nobel Perdamaian tahun 2003.

Mohammadi dipenjara terkait aksi protes terbaru di seluruh Iran, menyusul kematian Mahsa Amini (22) yang ditahan dan diinterogasi polisi moral Iran. Insiden ini memicu aksi protes besar-besaran yang dinilai sebagai tantangan paling berat bagi penguasa Teokrasi Iran setelah Revolusi Islam tahun 1979.

Lebih 500 orang tewas dan 22.000 ditangkap dalam aksi brutal aparat keamanan meredam aksi protes itu.

Dari balik jeruji besi, Mohammadi mengirimkan kontribusi opini yang diterbitkan The New York Times. "Apa yang tidak dipahami pemerintah adalah, semakin kami dikekang, kami akan semakin kuat," tulisnya.

Mohammadi yang berusia 51 tahun adalah wakil presiden organisasi Defenders of Human Rights Center di Iran yang telah dilarang pemerintah. Organisasi ini didirikan Shirin Ebadi, yang juga pemenang hadiah Nobel Perdamaian. Narges Mohammadi adalah seorang insinyur, yang pada 2018 dianugerahi penghargaan bergengsi lainnya yakni Andrei Sakharov Prize.

as/ae (AP, Rtr, AFP)